Ambon, Kemenkum Maluku – Nuansa kekayaan budaya Nusantara menggema dalam ruang virtual saat Kantor Wilayah Kementerian Hukum Maluku mengikuti Rapat Koordinasi dan Penilaian Apresiasi Aransemen Terbaik Mars Kekayaan Intelektual (KI) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) secara daring pada Kamis, 15 Mei 2025.
Kegiatan ini mengusung misi besar: mengintegrasikan nilai-nilai tradisi lokal ke dalam sistem kekayaan intelektual nasional. Tak hanya menjadi ajang koordinasi teknis antar Kantor Wilayah se-Indonesia, acara ini juga menjadi wadah apresiasi terhadap kreativitas berbasis musik tradisi Nusantara melalui lomba aransemen Mars KI, serta penguatan peran daerah dalam pengembangan Kawasan Berbasis Kekayaan Intelektual (KBKI).
Rapat dibuka oleh Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual, Razilu, yang menegaskan pentingnya sinergi antara pusat dan daerah dalam membangun ekosistem kekayaan intelektual yang inklusif dan berkelanjutan. Dalam sambutannya, Razilu menyampaikan bahwa penetapan KBKI di daerah adalah langkah strategis untuk menggerakkan potensi ekonomi kreatif berbasis budaya lokal. Ia juga mendorong seluruh Kantor Wilayah Kementerian Hukum, termasuk Kanwil Maluku, untuk aktif berpartisipasi dan mengambil peran sebagai katalisator perlindungan dan pengembangan KI di daerah.
Menyambut positif inisiatif ini, Kepala Kantor Wilayah Kemenkum Maluku, Saiful sahri melihat hal tersebut sebagai peluang untuk memperkuat posisi budaya Maluku di kancah nasional melalui instrumen hukum dan kebijakan kekayaan intelektual.
“ Partisipasi aktif dalam Rakor ini menjadi bentuk komitmen daerah Maluku dalam mendukung kebijakan nasional sekaligus memperjuangkan nilai-nilai kearifan lokal yang hidup dalam masyarakat, ujar Saiful.
Menurut Saiful bahwa kegiatan ini menjadi bukti bahwa musik tradisional dan warisan budaya bukan hanya soal pelestarian, tetapi juga dapat menjadi motor penggerak ekonomi, inovasi, dan identitas bangsa. Melalui sinergi dan apresiasi seperti ini, Nada Nusantara benar-benar menggema mewakili suara daerah, tradisi, dan masa depan kekayaan intelektual Indonesia. (Humas/H.S)